Selasa, 26 Oktober 2010

Jalan menuju rumahNYA

" Ayo bu...dorong yang kuat, ambil nafas dan dorong lagi..., tali pusarnya sudah lepas dari bayi ibu..tinggal keluar sebentar lagi bu...yaaaa...terus bu...dorong yang kuaatt..." Itulah kata kata motivasi suster yang berada di kanan dan kiri tempat tidurku di ruang bersalin salah satu rumah bersalin ibu dan anak di Jakarta..Dan dengan sepenuh tenaga, dibantu doa juga olah nafas dari senam hamil dulu, dengan peluh yang membasahi seluruh wajah dan tubuhku..., menahan segala rasa sakit, dan mulas yang sudah terasa sejak siang, setelah pembukaan jalan lahir..lahirlah anakku yang kedua tepat pada pukul 4.12 pagi hari.., tanggal 25 Juni 2001.. Alhamdulilah.., lengkaplah sudah peranku sebagai wanita, dan anugerah ilahi dengan genapnya sepasang anakku, yang pertama laki laki yang saat itu berusia 2.5 tahun,  dan bayi yang baru dilahirkan perempuan mungil dan cantik..Entah kenapa, kedua anakku lahir dengan kondisi terbelit tali pusar, dan semuanya dilahirkan normal, dokter kandunganku tidak menganjurkan caesar...Dan tentunya, perjuangan tersendiri utk melahirkan normal dua bayi dengan kondisi  terbelit seperti itu....Syukurlah semua lahir dengan selamat...

Tidak seperti kelahiran anak pertama dan proses merawat dan mengasuhnya, kelahiran anak kedua ini membawa ujian tersendiri bagiku..... Ketika bayi mungilku berusia 1.5 bulan, aku tidak bisa tidur, insomnia berat, malam begadang, bahkan siang juga sulit untuk terpejam...sudah beberapa dokter baik kandungan, syaraf, bahkan hingga psikiater saya datangi tuk berobat..dan ternyata, hasilnya setelah konsul ke psikiater, kondisiku bukan bertambah baik, tapi malah mengalami ketergantungan terhadap obat penenang, anti depresan yang diberikan padaku...hingga aku tidak bisa lagi lepas dari obat anti depresan itu..valium dan turunannya dengan dosis cukup tinggi Sudah diduga, bayiku sejak usia 1.5 bulan tidak bisa lagi diberikan ASI, karena produksi ASI yang tidak baik ditambah dengan konsumsi obat obatan yang khawatir akan ada efek samping bagi anakku.



Satu demi satu rumah sakit besar di Jakarta ini saya datangi untuk berobat, dan hasilnya tidak banyak membantu perubahan berarti....hingga satu saat ALLAH SWT menunjukkan jalan mempertemukan dokter yang memberikan referensi untuk terapi zikir di Raudhatul Adzkar, Tawakal di bilangan pasar minggu.... Saat itu aku berpikir, apa nggak salah ini dokter kok bukannya nyuruh opname di RS agar kondisiku membaik malah nyuruh ke tempat zikir..... Padahal diriku sangat  letih sehabis melahirkan dan tidak bisa tidur hanya 1 - 2 jam per harinya yang sudah berlangsung hampir 2 minggu, dan itupun tidak nyenyak..sangat buruk kualitas tidurnya. Bahkan sudah mengalami halusinasi.....Jelas dengan kondisi seperti ini, aku tidak bisa merawat dengan baik bayiku seperti biasanya..kurang tidur..., pusing...keringat dingin, dan sering halusinasi..entah apa orang menyebutnya, baby blues..atau depresi karena kurangnya dukungan dari orang terdekat....yang pasti, ujian inilah yang menjadi pintu pembuka menuju rumahNYA...

Dibalik ujian, ada hikmah....dan disetiap kesulitan ada kemudahan, bagi orang yang terus berikhtiar, mau berusaha dan tidak menyerah, dan berserah diri kepada NYA. Manusia hanya bisa berusaha, tetapi semuanya kembali kepada ketentuan yang telah digariskan oleh NYA sebagai jalan hidup kita..hanya saja satu hal : sabar menjalani semua prosesnya... Kapan ujian akan berakhir? kapan ....? itulah yang sering terbesit di batinku ketika tahap demi tahap ujian ini kulewati..

Nyaris aku tidak bisa full merawat anak perempuan dengan baik, apalagi dengan kondisi sakit dan ketergantungan obat penenang dosis tinggi...Sejak mengunjungi rumah zikir itu, aku lepas obat sama sekali...dengan keikhlasan pembina untuk memberikan bimbingan pengobatan spiritual dan herbal, kapanpun aku merasa gelisah, ingin sekali minum obat penenang, menggigil dan muntah, mamaku dan beserta adikku segera melarikan diriku ke tawakal... Aku mengambil cuti 3 bulan setelah melahirkan dengan harapan seperti anak pertamaku dulu, bisa lebih leluasa mengasuh dan merawat bayiku..ternyata, setelah lahir anak kedua, kenyataan berkata lain..Aku malah intens untuk pengobatan diri, sementara bayiku diasuh oleh baby sitter dan diberikan susu formula, khawatir ASI ku terkontaminasi dengan obat penenang dan obat kimiawi lainnya..


Ya Allah...batinku..mungkin beginilah rasanya orang yang ketergantungan obat...tersiksa..., semakin ingin lepas dari obat penenang, semakin kuat juga dorongan yang datang untuk mengkonsumsi obat itu, lagi....dan lagi, ditambah diriku yang semakin hari semakin lemah tidak bisa tidur, insomnia berat, apalagi kondisi setelah melahirkan...

.....Di tawakal aku dibimbing zikir, dengan menyebut asma ALLAH...ALLAH.........juga asmaul husna : YAA HAYUU..YAA QOYYUUM...YAA RAHMAN YAA RAHIIMM..YA ALIIM YAA AZIIM..YAAA MALIK YA KUDUS..YA KHABIRU YA MUNTAHA YA KAGHFI YA MUGHNI....disebut perlahan di dalam kalbu berulang ulang, hingga kurasakan getaran halus dan kuat merasuk ke seluruh tubuh hingga tulang dan sendi, juga denyut nadi dan aliran darah ini...sangat terasa..luar biasa....Menjerit batinku pada NYA....Istighfar...berdoa memohon ampunan dan kesembuhanNYA...

Pengobatan herbal pun aku tempuh, dengan mencari buah kelapa hijau, yang harus diambil dari pohonnya langsung oleh orang yang kita minta tolong, karena kelapa hijau itu tidak boleh jatuh apalagi dibanting menyentuh tanah...Kata pembina yang memberikan pengobatan herbal, alasannya kelapa hijau yang sudah terbanting ke tanah akan mengalami perubahan kandungan / nutrisi di dalamnya...dan air kelapa hijau yang sudah diambil langsung dari pohon menjadi obat herbal bagiku, mendetoksifikasi seluruh residu racun kimiawi dari obat obatan yang kuminum selama ini... Tidak seperti meminum air kelapa hijau yang kubeli di tukang kelapa pada umumnya, setiap meminum air kelapa hijau saat detox ini , aku langsung muntah...dan muntahan air kelapa hijau yang tadinya bening membawa serta racun tubuh berwarna kuning kehijauan agak pekat...

Hari demi hari kujalani pengobatan spiritual dan herbal...hingga kondisiku berangsur pulih perlahan, dari durasi tidur 1 - 2 jam yang orang bilang "tidur ayam" , menjadi tidur nyenyak..dan seminggu kemudian mulai berangsur membaik 2-3 jam sehari dengan kualitas baik hingga 5 jam perharinya... Anehnya, kalau aku begadang kerja, dengan waktu yang jauh dari jam tidur normal 7 jam, pasti badan terasa nggak karuan..jangankan berminggu minggu, kurang tidur 1 - 2 hari saja pasti badan tidak fit dan jatuh sakit...Tetapi, kali ini "insomnia" ku menjadi berkah tersendiri...mengapa? sejak terapi zikir, aku dibimbing untuk memanfaatkan waktu dengan baik, disaat gelisah, sakit mendera dan tidak bisa tidur, ingat obat penenang, untuk mengisinya dengan zikir, dan sholat sunah...Hingga suatu malam, pada saat tahajud sendirian di kamar yang lampunya sengaja aku stel lampu tidur agak remang, saat menolehkan kepala mengucapkan salam, ada cahaya terang perlahan datang dari arah belakang bergerak menuju sisi bahu kananku dan sesaat ruangan kamar yang tadinya remang menjadi terang dengan cahaya itu yang entah datang darimana..Subhanallah...aku merinding dibuatnya...saat itu, aku sempat kaget dan membenamkan diri di kasur dan menarik selimut menutupi wajah dan tubuhku... ketika kusingkapkan selimut dari wajahku...cahaya itu sudah tidak ada lagi...Keesokan harinya, aku penasaran, tahajud dan menunggu cahaya itu datang...tapi..hingga saat ini, aku tidak pernah mendapatkan cahaya itu setiap kali tahajud...pas nggak dicari muncul...pas dicari malah nggak ada ya...gumamku dalam hati... Setiap aku merasakan kegelisahan atau insomnia itu datang, aku telepon ke tawakal berkonsultasi dengan pembina...dan dengan sabar mereka membimbingku di rumah untuk curhat dan mengisinya dengan kajian kajian ayat quran...Memang, indahnya hidup jika kita banyak saudara, dan  saling mengingatkan dalam kebaikan....Hingga dibimbing sholat sunah tasbih, sholat mutlak...kulakukan disaat masa penyembuhan ini...Pintu tawakal selalu terbuka 24 jam untukku dan orang lain yang membutuhkan  setiap harinya...kapan aku merasa perlu zikir di sana, atau pengobatan herbal, mereka ikhlas membantu....Alhamdulilah, hingga tersisa 1 minggu waktu cuti melahirkan hampir habis, aku sudah sembuh perlahan....

Sejak tahun 2001 hingga saat tulisan ini dibuat, aku masih berzikir di tawakal, ada kebahagiaan tidak terkira bisa berbagi suka dan duka, pengalaman dan ujian hidup sesama ikhwan dan akhwat disana...Dan saat aku sembuh, teringat janji hatiku saat kondisi kritis....Janji hatiku yang muncul disaat hampir putus asa karena semua dokter tidak bisa menyembuhkan penyakitku ini, dan kondisi kritis, aku sempat berucap dalam hati, " Ya ALLAH, jika memang Engkau ingin mencabut nyawaku, cabutlah, aku sudah ikhlas...namun jika Engkau berikan aku kesembuhan, izinkanlah aku menengok rumahMU...." sambil menitipkan bayi mungilku untuk dirawat oleh mama dan papa karena rasanya sudah tidak kuat lagi menahan sakit. "Itu adalah nazar...janji pada Allah, wajib...kamu harus melaksanakannya walaupun terbesit dalam hati karena sekarang kamu diberikan kesembuhan oleh ALLAH SWT...", ujar pembinaku setelah pengajian dhuha tawakal.

Hmmm...pergi ke Baitullah...umroh atau haji ya...masa sih haji..rasanya kok belum pe de ya...di usia 28 tahun saat itu...apalagi pendaftaran haji dua minggu lagi mau ditutup untuk kloter jakarta...yang waiting list dari tahun lalu aja belum tentu berangkat haji...Bimbang...Ragu...dalam hati memilih " umroh...apa haji ya...haji...apa umroh..." Duuh Gusti...aku khan masih punya bayi mungil....masa mau ditinggal berangkat haji ...ntar kalo kenapa napa pas aku haji...? atau ternyata aku yang ada apa apa dan meninggal di tanah suci? bagaimana dengan anak2ku yang masih kecil..Pertanyaan itu selalu muncul dan berkecamuk mengisi pikiranku hampir tiap hari...

"Sudahlah...kenapa nggak haji saja? mumpung masih muda, dan sudah bisa menunaikan ibadah wajib karena kamu mampu..." Lama aku berpikir, dan akhirnya, H-3 menjelang pendaftaran haji ditutup dengan menguatkan tekad hati, dan Bismillahirohmaanirohim.. " Mas Heri, saya jadi daftar, berangkat tuk naik haji..masih bisa khan nambah satu jamaah lagi...?" tanyaku pada ketua rombongan haji yang dikelola oleh yayasan zikir tawakal, padahal tinggal 3 hari lagi pendaftaran haji ditutup.."Saya tidak berani janji ya mbak, karena waktu sudah sangat mepet..tapi karena mbak ingin haji karena memenuhi nazar mbak..ya berdoa aja...semoga Allah memberikan kemudahan..."

"Nekat... Nggak mikir sih kamu...kalo mau nazar itu jangan yang berat berat...ntar kalo nggak bisa melaksanakannya bagaimana?"
" Besok besok, kalo mau nazar ya dipikir pikir dulu laaah..."
Itulah tanggapan yang aku terima dari orang terdekatku di rumah, bukannya dukungan tapi malah mendatangkan keraguan dalam hati...Bagaimana aku menjelaskan pada mereka, karena niat janji itu terucap secara tiba tiba, tanpa rekayasa dalam hati ini dengan kondisi kritis waktu sakit...Tapi, Allah membulatkan tekad, menetapkan hatiku untuk tetap jalan, mempersiapkan sendiri secara kilat dengan waktu yang sempit keperluan haji mulai membuat pas foto, tes kesehatan, suntik meningitis kartu kuning, beli baju ihrom dsb. Persiapan haji yang kulakukan sendiri ini merupakan perjuangan tersendiri, karena saat itu tidak ada satupun yang tahu aku akan berangkat haji secara mendadak, termasuk orang di rumah, orang tua, saudara  dan rekan rekan serta bos di kantor. 

Hingga aku diuji lagi  saat ingin  membayar ONH yang saat itu 30 juta rupiah per jamaah. Kubuka buku tabungan BCA saat itu yang saldonya sudah semakin menipis karena tersedot besar puluhan juta saat pengobatan medis pasca melahirkan anak keduaku ini...Masih kurang 8 juga rupiah lagi...Oh ya, aku ingat, ada uangku diteman sebesar 10 juta, dan saat ditagih ternyata temanku sedang terkena musibah dan tidak bisa mengembalikan uangku dalam waktu cepat...Ya Allah...., aku ingin menunaikan janjiku padaMu dan tidak akan merepotkan orang lain untuk ini.  Jika memang Engkau mengijinkan aku berangkat, berikanlah kemudahan..dan jika memang menurutMu belum saat yang tepat aku berangkat, aku ikhlas...dan tetap berusaha memenuhi nazarku padaMU di waktu yang akan datang..

Bulan September 2001..aku ingat sekali itu...dengan langkah lunglai, dan semakin tipis harapan untuk berangkat haji, kuhampiri mas Heri..."Mas..aku kurang 8 juta lagi, baru ada 22 juta...dan aku nggak bisa mengambil uang di temanku yang juga kena musibah dalam waktu dekat ini....bagaimana mas? mungkin aku belum diijinkan berangkat haji ya...?"

"Mbak, semua urusan kelengkapan administrasi sudah lengkap, tinggal melunasi ONH..Insyaallah, bantu doa aja mbak, mudah2an Allah memberikan jalan..." Setelah bertemu mas Heri di bank Mandiri Rawamangun saat itu, aku langsung saja tancap gas ke tawakal, menenangkan diri disana...berzikir..."Ya Allah berikanlah petunjuk dan jalan kemudahan dari Mu..Engkau Maha Tau niatku ya Allah....Mudahkanlah..."
Ketika akan beranjak pulang meninggalkan tempat zikir, salah satu sesepuh pembina disana memanggilku," Neng, Alhamdulilah kamu udah bisa naik haji...sudah terdaftar resmi dan bisa berangkat bulan Februari tahun 2002...tahun depan..." Aku bingung, seraya menatap ustadku ini setengah tidak percaya..."Masa sih pak? saya masih kurang 8 juta utk ONH..."
"Alhamdulilah...ada dana talangan dari yayasan untuk Neng, dan bisa menutupi sementara kebutuhan ONH.., nanti kalau temanmu sudah mengembalikan uang, bisa langsung diganti..." Dan sebulan setelah itu, uangku kembali dan bisa mengganti dana talangan ONH ku di yayasan..jadi berangkat haji dengan tenang, tanpa ada urusan hutang piutang lagi....

Saat itu, hanya aku hanya bisa menangis sambil sujud syukur di karpet hijau ruang tengah tempat zikir  tawakal..Ya Allah...terimakasih Engkau telah mengabulkan doaku..dan membuka jalanku menuju rumahMU, Baitullah, Kabah...tawaf...Syai...Labaikkalloohumma Labbaiikkk.....Aku datang memenuhi panggilanMu Ya ALlah;.....berangkat ke tanah suci....walaupun seorang diri, karena nazarku pada MU...Sungguh..., jika aku tidak mendapatkan ujian ini semua, entah kapan aku ke tanah suci berhaji...Dan ini semua kurasakan sebagai hikmah tersendiri dalam hidup....Allah memberikan ujian berupa sakit, hanyalah karena ingin mengingatkanku untuk selalu di jalanNYA...dan menambah imanku padaNYA..Dan tidak hanya itu, ketika semua isi tabungan di BCA kuikhlaskan untuk membayar ONH, Allah menggantikan rejeki dari arah yang tidak disangka sangka dan tidak diduga duga...Saat ijin menghadap atasan di kantor dan bercerita niatku berhaji, direktur dan komisaris di perusahaanku bekerja menyambut positif ijin cuti haji selama 40 hari, dan memberikanku keleluasaan untuk mendelegasikan tugasku sementara, padahal baru saja 3 bulan aku cuti hamil dan melahirkan...Dan tidak hanya itu, mereka memberiku uang saku masing masing sebesar 3000 USD dan 4000 USD..jumlah yang lumayan untuk uang saku... temanku yang kupinjamkan uang tempo lalu memberikan lebih 5 juta rupiah sebagai ungkapan terimakasihnya... Alhamdulilah..saldo tabungan BCA ku terisi kembali dan bertambah.... Semuanya tergantikan dan indah pada saatnya......

(berlanjut ke cerita saat berangkat haji dan pengalaman di tanah suci hingga tiba di tanah air...)

2 komentar:

  1. Bunda hebat .. nyit ... Perjuangan hidup bunda banyak deh .. alwan jadi tau susahnya melahirkan .. berjuang bunda jangan menyerah .. alwan sayang bunda .. mmuuahhhh ..

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus